Puskesmas Kecamatan Karangdadap bekerjasama dengan SMK Negeri 1 Karangdadap menggelar kegiatan “Gerakan Nasional Aksi Bergizi Minum Tablet Tambah Darah Untuk Remaja Putri” di kampus SMK Negeri 1 Karangdadap pada hari Selasa, 30 Mei 2023.
Kegiatan yang diikuti oleh segenap siswa putri tersebut berlangsung di ruang kelas dengan pendamping tim paramedis puskesmas.
Tim paramedis puskemas membagikan tablet penambah darah kepada peserta dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan darah dalam tubuh. selain itu juga dilakukan pengecekan golongan darah dan hemoglobin peserta melalui tes darah yang dilakukan pada kesempatan yang sama.
Salah satu layanan intervensi Gizi spesifik itu adalah remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah. Dalam kegiatan tersebut juga diberikan edukasi berupa informasi pentingnya minum tablet tambah darah bagi remaja putri terutama pada saat mentruasi, dengan mengkonsumsi tablet tambah darah pada remaja putri nantinya akan lebih siap saat mentruasi karena asupan zat bersi terpenuhi.
Sekilas di Balik Layar Kegiatan #AksiBergizi
Dilansir dari promkes.kemkes.go.id, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD). Suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12–18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD. Hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2%, tetapi hanya 1,4 % yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran.