Pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 BPUPKI mengadakan rapat untuk merumuskan dasar negara Indonesia. Hal itu dilakukan karena ada sinyal dari pihak Jepang yang akan memberikan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia.
Selama empat hari bersidang terdapat 33 orang anggota BPUPKI yang menyampaikan pendapatnya. Pada hari terakhir, Bung Karno menyampaikan lima azas untuk dasar negara, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lima azas tersebut oleh Bung Karno dinamakan Pancasila. Gagasan Bung karno tersebut diterima oleh peserta sidang BPUPKI. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.
#ArsipHariIni menampilkan foto barisan pelajar yang melakukan apel memperingati hari lahir Pancasila di halaman kantor Kementerian Luar Negeri di Pejambon, Jakarta pada tanggal 1 Juni 1966.
Mereka membawa bendera Merah Putih, foto Bung Karno, dan spanduk yang bertuliskan “Hidup Bung Karno Penggali Pantjasila.” Spanduk tersebut menyuratkan suatu penegasan mengenai posisi Bung karno pasca tragedi nasional 30 September 1965. Bung Karno sebagai penggali dan penegak Pancasila tidak mungkin mengganti ideologi negara dengan ideologi lain, selain Pancasila.
Sumber : Arsip Nasional Republik Indonesia
Apel Peringatan Hari Kelahiran Pancasila
Pada tanggal 1 Juni 2024, segenap keluarga besar SMK Negeri 1 Karangdadap mengadakan apel pagi dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman utama kampus SMK Negeri 1 Karangdadap tersebut diikuti oleh Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa SMK Negeri 1 Karangdadap.
Dalam sambutannya, Santika Ika Sari, S.S yang bertindak sebagai pembina apel menyampaikan sambutan dari Kepala Badan Ideologi Negara Republik Indonesia, dimana setiap pemuda Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga nilai – nilai ideologi Pancasila agar tidak tergerus oleh ideologi-ideologi luar yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.