Info Sekolah
Selasa, 11 Nov 2025 | ::
  • Selamat datang di halaman resmi SMK Negeri 1 Karangdadap
10 November 2025

Semangat Perjuangan Pahlawan “Oppa” dari Korea yang ikut membela Indonesia

Senin, 10 November 2025 Kategori : Humas

“Merdeka!”- Teriak Komarudin jelang eksekusinya, seorang “Oppa” dari Korea yang ikut membela perjuangan Indonesia ..

Perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan serta mengusir penjajah dari bumi Indonesia, merupakan perjuangan rakyat Indonesia. Harta, Keluarga dan nyawa dipertaruhkan demi membela tanah air.

Namun yang unik, ternyata tidak semua pahlawan Indonesia lahir di Nusantara. Salah satunya adalah Yang Chil Sung, seorang pemuda asal Korea yang direkrut paksa oleh tentara Jepang, namun kemudian memilih mengabdikan hidup dan matinya untuk kemerdekaan Indonesia. Dikenal dengan nama Indonesia “Komarudin”, ia menjadi salah satu gerilyawan paling dicari oleh Belanda di wilayah Priangan, Jawa Barat.

Mengapa pemuda Korea ini memilih Garut sebagai medan tempur terakhirnya, dan bagaimana keberaniannya dalam aksi sabotase membuatnya dijatuhi hukuman mati, yang ia sambut dengan teriakan “Merdeka!”?

Yang Chil Sung, Sang Jagoan Sabotase
Yang Chil Sung (lahir 1919 di Korea) tiba di Indonesia sebagai tentara penjaga tawanan Jepang. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, alih-alih pulang, ia memilih bergabung dengan rakyat Indonesia.

Makam Komarudin di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut

I. Bergabung dengan Perjuangan di Garut
Transformasi Nama dan Iman: Yang Chil Sung bersama beberapa rekannya dari Korea dan Jepang yang memilih membela Indonesia, lari dari kamp tawanan. Ia kemudian masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Komarudin. Ia menikah dengan wanita pribumi dan berjuang bersama rakyat di Garut, Jawa Barat.

Keahlian Militer, Komarudin dikenal memiliki kemampuan tempur yang baik, terutama sebagai ahli perakit bom dan ranjau. Keahliannya ini sangat berharga dalam perang gerilya melawan Belanda yang memiliki persenjataan modern.

II. Aksi Sabotase yang Menggemparkan Belanda
Jagoan Garut, Bersama dua rekannya dari Jepang, Masahiro Aoki (Abubakar) dan Hasegawa (Usman), Komarudin membentuk tim inti yang sangat aktif melakukan sabotase dan perlawanan. Mereka menjadi target utama buruan Belanda, dan kepala mereka dihargai mahal.

Melenyapkan Jembatan Cimanuk, Salah satu aksi heroik paling terkenal yang ia pimpin adalah penghancuran Jembatan Cimanuk di Wanaraja, Garut. Jembatan ini adalah jalur strategis yang akan digunakan pasukan Belanda untuk merebut wilayah tersebut.

Dengan keahliannya merakit peledak, Komarudin berhasil menghancurkan jembatan tersebut. Aksi sabotase ini menggagalkan upaya pasukan Belanda untuk bergerak cepat dan membuktikan kepada Belanda bahwa perlawanan di Garut masih sangat kuat.

III. Akhir Heroik di Depan Regu Tembak
Pada akhir tahun 1948, setelah terjadi pengkhianatan, Komarudin bersama Aoki dan Hasegawa ditangkap Belanda di sekitaran Gunung Dora, perbatasan Garut-Tasikmalaya, saat sedang merumuskan strategi.

Ketiganya, bersama Letnan Djoehana dari pihak Indonesia, diadili di pengadilan militer Belanda dan dijatuhi hukuman mati karena dianggap melakukan aksi terorisme.

Teriakan Terakhir: Pada 21 Mei 1949, Komarudin dieksekusi mati di Kerkhoff, Garut. Menurut kesaksian yang beredar, di detik-detik terakhir sebelum dieksekusi, Komarudin menolak tawaran Belanda untuk kembali hidup dengan dikirim pulang ke Korea. Ia justru berteriak lantang, “Merdeka!” beberapa kali, sebuah penghormatan tertinggi bagi tanah yang ia bela hingga akhir hayatnya.

Yang Chil Sung, sang Komarudin, kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut, sebagai simbol persahabatan sejati dan pengorbanan tanpa batas untuk Indonesia.

Sumber Informasi:
Detikcom: Mengenal Yang Chil Sung, ‘Oppa Korea’ yang Dianggap Pahlawan di Garut (Menjelaskan nama lain, ahli ranjau, dan penangkapan).

KOMPAS.com: Kisah Komarudin alias Yang Chil Seong, Pahlawan Garut Asal Korea yang Maju Lawan Penjajah (Detail latar belakang dan pertemuannya dengan istri).

kumparan.com: Kisah Heroik Oppa Korea Yang Chil Seong, Rela Mati Membela Indonesia (Mengutip aksi peledakan Jembatan Cimanuk dan teriakan ‘Merdeka!’).

Historia.ID: Empat Gerilyawan Korea di Palagan Garut (Latar belakang militer dan eksekusi).




Sambutan Kepala Sekolah
Tuti Evawati,S.Pd
Tuti Evawati,S.Pd

SMK Negeri 1 Karangdadap merupakan sekolah yang mengembangkan keunggulan karakter dan prestasi melalui bidang teknik, akademik, olahraga dan kewirausahaan sekaligus memadukannya dengan nilai-nilai keagamaan, dan kepribadian unggul melalui program terukur dan terencana. Kami memiliki prinsip bahwa sekolah merupakan wadah pengembangan pribadi siswa. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sekolah menjadi rumah kedua bagi siswa dimana siswa mampu meningkatkan potensi diri, mengembangkan karakter dan keterampilan dengan perasaan senang dan penuh semangat. Mari bergabung ke dalam keluarga SMK Negeri 1 Karangdadap.


Guru SMK N 1 Karangdadap

Gama Satria Sigit, S.Pd

Lokasi

Kontak Kami

Video Bimbingan Konseling

Arsip

Info lainnya

Pengunjung

Gabung Bersama Kami


SMK Negeri 1 Karangdadap

Jl. Raya Kedungkebo No.06
Kelurahan Kedungkebo
Kecamatan Karangdadap
Kabupaten Pekalongan
Jawa Tengah 51174
(0285) 7830830