
PUISI TANAM RINDU _JURNALISTIK ARAKATA
Semerah Senja di Istanbul, Merekah Rindu diantara Kita
Karya : Ani Umaroh
Kamu tahu?
Namanya rindu,
Ia terus bergumul dalam kepala tanpa sudi memberi jeda
Dan dadaku sudah seperti hamparan tanah basah Istanbul April lalu
Kendati tulip serta tangkainnya mengayun-ayunkan rindu beraroma pilu
Kita mengerti bahasa air semudah kita mengerti bahasa takdir
Takdir yang berbicara tentang kita terlahir untuk menjadi milik masing-masing
Seperti senja dengan langit kemerah-merahan saat hampir tenggelam ke balik cakrawala
Seperti surya dengan mega jingga bercahaya muncul kea tap semesta
Tetap saja namannya rindu
Dengan jarak yang sengaja bersekutu dengan waktu
Entah
Kita akan menjadi abu yang ditulis dihalaman kertas sebelumnya
Atau menjadi bara yang ditiup lalu menyala
Barangkali aku juga akan menjadi dungu
Tanpa kata, tanpa makna, tanpa apa-apa
Menjadi pria sendu dengan segudang rindu
Dan gonggongan hujan akan menjadi musik paling merdu
Diantara kita yang sedang mendamba temu
Bahkan aku tak pernah tahu antara hati dan kelana menyuruh kita berlogika
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MATAHARI BERSINAR
Matahari bersinar terik di karangdadap. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam.